Kamis, 20 April 2017

30-H Menulis Surat Cinta

  Teruntuk ibuku tersayang.

" Mother" a word that holds the tender spell.
Teringat saat aku masih kecil, dengan sabar kau mengurusku. Tak pernah ada kata lelah untukmu. Kau selalu lebih mementingkan diriku dibandingkan dengan dirimu sendiri. Kau rela membelikan beberapa stel baju lebaran untukku, agar aku tidak malu dihadapan temanku. Sementara engkau masih menggunakan baju yang lama. Engkau rela memberikan semua makanan pada anakmu, jika kau melihat kami yang sedang lahap makan sesuatu. Padahal aku tau bahwa kau belum makan. Engkau selalu rela mengorbankan hidupmu untukku.

Kini aku sudah dewasa, tapi engkau tak pernah sedikitpun untuk tidak merawatku. Setiap pagi engkau bangun lalu memasak untukku, membangunkanku untuk shalat dan mandi. Setelah itu kau siapkan aku makanan yang lezat. Terkadang engkau yang selalu mengingatkan barang- barang yang harus kubawa saat kuliah. Bahkan kadang aku selalu meninggalkan keadaan kamar yang sedikit berantakan. Tapi saat pulang kondisi kamar sudah rapih kembali. Sudah sering aku bilang " jangan rapihkan kamarku bu, biar nanti saja setelah pulang kuliah kubereskan". Tapi engkau menjawab dengan nada lembut yang membuatku tak tahan untuk mengeluarkan air mata " Tidak papa nak, kan pulang kuliah itu cape kamu sudah belajar seharian, ibu tidak tega melihat kamu tetap melakukan pekerjaan rumah ".

Saat aku sudah bekerja dan ingin memberikan sebagian uang hasil kerja untukmu dengan jumlah sedikit dan aku berkata " Bu, maaf aku hanya bisa memberikan uang gajih sedikit" lagi- lagi engkau membalas dengan kata yang selalu membuat hatiku tersentuh " Ibu tidak butuh uang darimu, melihatmu sehat saja ibu bahagia, melihatmu tidak merepotkan dengan bekerja , sudah membuat lebih dari cukup untuk ibu".

Lalu bagaimana kau bilang aku tidak merepotkanmu. Padahal hingga saat ini kau terus mengurusku. Ibu terbuat dari apakah hatimu ? Hingga hatimu tulus tak ada pamrih. Hingga hatimu selalu tegar , padahal banyak masalah dalam hidupmu. Kau hebat ibu, tak pernah kulihat engkau mengucurkan air mata sedikitpun. Walau aku tau sebenarnya kehidupanmu begitu perih. Setiap hari kau harus tetap bekerja diusia lanjutmu, kulitmu terlihat hitam dan kusam karena tersengat sinar matahari setiap hari. Tapi tak pernah kau mengeluh sedikitpun.

Lantas apa yang bisa kuperbuat untukmu bu. Aku tau jasamu tak akan pernah terbalaskan. Aku hanya bisa mendoakanmu agar allah selalu memberikan kebagiaan di dunia dan akhirat. Tunggu bu kelak aku akan mempersiapkan sebuah hadiah untukmu di syurga. Hari ini aku meminta doamu agar aku bisa mewujudkannya tentunya dengan izin allah.

Mom my everyting to me. I love very much.

Salam hangat.
Anakmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar