MY
HISTORY
Ibuku bilang aku di lahirkan di hari yang istimewa
tepatnya tanggal 22 Desember. Hari dimana semua orang merayakan nya sebagai
hari ibu. Dan ibuku selalu berharap kelak aku bisa menjadi seorang ibu yang
memiliki kepribadian lembut,penyayang,bisa dijadikan panutan dan madrasah untuk
cucu-cucu nya. Aku pun selalu tersenyum saat mendengarkan doa-doa nya ini
berharap semua ini menjadi kenyataan.
Sejak SD aku terkenal sebagai anak yang pendiam dan
kurang mampu untuk bersosialisasi dengan orang lain. Tak banyak prestasi yang
ku ukir seperti kawan-kawan ku yang lain. Dalam hal membaca pun aku selalu
mendapat kesulitan. Tak heran jika nilai ulanganku selalu mendapat nilai merah.
Namun dengan kesabaran dan ketelatenan guruku aku bisa melewati kesulitan itu.
Takkan pernah ku lupakan semua jasanya.
Namun sepertinya perubahan mulai terjadi di hidup
ku. Waktu aku duduk di kelas 6 aku pernah berceloteh pada kawan sebangku ku “
Tak apalah hafizah tidak menduduki peringkat pertama pun aku ingin sekali saja
bisa menduduki peringkat ke tiga di kelas ini”. Hafizah hanya tertawa
mendengarkanku mungkin karena dia tahu kemampuan ku.
Betapa terkejutnya diriku saat kelulusan tiba aku
mendapatkan peringkat ke 3dari 40 siswa dan masuk ke dalam kriteria siswa terbaik.
Bahkan aku dan ke 3 kawanku mendapatkan rekomendasi untuk masuk ke sekolah
favorit. Namun pilihan itu tak aku ambil, aku memilih jalan lain untuk masuk
Madrasah Tsanawiyah. Meski begitu aku tak pernah menyesali keputusanku karena
disana aku menemukan banyak pelajaran penting.
Kini aku yang sudah beranjak remaja sudah sedikit
berbeda dengan yang dulu. Aku mulai aktif di berbagai macam organisasi seperti
OSIS dan IRMA bahkan aku mendapatkan
kepercayaan untuk menjadi pengurus disana. Saat
Tsanawiyah aku sangat menggemari mata pelajaran bahasa indonesia apalagi
saat guruku memberikan tugas untuk membuat cerpen aku selalu menjadi siswa yang
paling antusias dalam membuatnya. Bagiku menulis sangat menyenangkan karena aku
bisa menumpahkan semua ideku kedalamnya. Namun tak banyak karya yang aku buat
saat itu karena aku terlalu sibuk dengan dua organisasi yang aku ikuti
bersamaan. Hingga akhirnya tak terasa masa masa sekolah ku akan segera
berakhir, sedih rasanya harus meninggalkan sekolah yang sudah mengukir banyak
kenangan. Namun hidup harus terus berjalan dan aku harus melanjutkan pendidikan
ke SMA.
Singkat cerita setelah lulus aku pun memilih SMK
jurusan kesehatan, jurusan yang di dalamnya penuh denmgan segudang aktivitas
praktek dan hafalan. Saat aku memasuki semester 3 mulai ada masalah dalam
hidupku. Kaka ku hampir tak sanggup lagi untuk membiayai aku sekolah dan hal
ini sempat merenggut semua mimpi ku. Alhamdulillah di tengah jalan aku
menemukan ide untuk berjualan makanan saja. Awalnya aku malu karena belum
terbiasa menawarkan makanan kepada teman beda kelas yang tak aku kenal. Namun
dengan tekad yang kuat aku bisa melawan rasa malu itu hingga akhirnya aku bisa
membiayai sekolah ku sampai lulus.
Setelah lulus dari sekolah keinginan ku untuk
menulis mulai muncul kembali. Sedikit demi sedikit aku mulai menulis cerpen,
pantun dan puisi namun sayang nya aku tak pernah mempublikasikan hasil karya
ini aku menyimpan nya rapat rapat pada
sebuah buku kecil. Aku tak berani membaginya dengan orang lain karena
takut ceritanya tak menarik. Aku pun belum yakin menulis itu adalah bakatku
atau hanya sebuah hobi.
Sampai suatu saat tidak sengaja aku menemukan lomba
menulis cerpen yang ku dapat infonya disebuah media sosial. Awalnya aku tidak
yakin mengirimkan hasil karyaku. Namun dengan bismillah aku tekadkan semuanya.
Karya pertama yang aku publikasikan berjudul ‘’HARGA SEBUAH KEJUJURAN”. Aku
memilih ide ini tentu dengan sebuah tujuan. Aku ingin generasi muda tahu bahwa
kejujuran amatlah penting dalam sebuah bidang pendidikan, karena hal itu akan
membawa dampak positif di masa depan mereka.
Tak apa kita mendapatkan nilai kecil tapi dengan
kemampuan kita sendiri. Jangan terlalu mengejar kuantitas nilai tapi
perbaikilah kualitas skill kita. Selain itu ada pesan juga untuk para orang tua
jangan terlalu memaksakan anak untuk mendapat nilai yang sempurna karena sudah
jelas terbesit di pikirannya adalah bagaimana cara untuk mendapatkan nilai yang
besar , tak peduli cara apapun akan dia lakukan sekali pun dengan cara yang
tidak sehat. Biarlah dia berjalan dengan kemampuan nya sendiri tentunya dengan
arahan yang baik dari orang tua.
Secara manusiawi awalnya aku pun memiliki tujuan
untuk memenangkan perlombaan ini, namun kini aku tak peduli mau menang ataupun
kalah karena tujuan ku saat ini hanyalah ingin berbagi kisah inspiratif bersama
orang lain. Aku berharap sesuatu yang aku tulis bisa bermanfaat dan bisa
menjadi dorongan untuk membangkitkan semangat mengejar impian nya di masa
depan.
Kini menulis bukan hanya sekedar hoby melainkan
sudah menjadi sebuah kebutuhan dalam hidupku. Karena dengan menulis aku bisa
berbagi pengalaman dengan orang lain, dengan menulis aku bisa lebih tenang
karena semua yang ada dalam hati dan pikiran bisa aku curahkan dan sedikitnya
bisa mengurangi beban ku, dengan menulis pun aku bisa menjadi diri sendiri dan
kini aku dapat menemukan bakat terpendam itu.
Jangan pernah takut untuk memulai apa yang ingin
kita perbuat. Percayalah kekuatan , kemampuan dan ide akan datang beriringan
dengan niat kita. Teruslah berkarya tanpa mengenal lelah karena dengan berkarya
kita bisa mengubah dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar