Senin, 20 Maret 2017

CERITA PENDEK



SECANGKIR MINYAK DI CAFE TUA
Di sebuah desa tinggalah seorang keluarga yang kaya raya. Hartanya melimpah ruah di mana mana. Mereka amat disenangi oleh penduduk karena sifat mereka yang dermawan dan tak segan untuk menolong tanpa melihat kedudukan kasta. Namun berbeda dengan anak mereka yang bernama rifki. Ia terkenal nakal seperti berandalan pasar karena hampir setiap hari ia membuat keributan di desa itu. Setelah lulus kuliah sepertinya ia tidak ada niatan untuk bekerja mungkin saja karena dia merasa orang tuanya masih bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Suatu hari saat ia berjalan menyusuri perkebunan kelapa milik orang tuanya , ia melihat seorang kakek tua  sedang memanjat pohon kelapa yang begitu tinggi. Bukan nya menolong ia malah mengambil hasil kelapa yang sudah susah payah di dapatkan kakek itu. Dengan santainya ia menikmati air kelapa itu tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Sampai akhirnya sang kakek itu pun turun karena ia pikir hasil kebun nya hari ini sudah cukup untuk di jual ke pasar. Sesampainya di bawah ia begitu terkejut karena banyak kelapa yang sudah di buka dan berserakan bersama rifki.
“ Nak kenapa kamu makan hasil kelapa yang sudah kakek ambil dari pohon nya dengan susah payah?? Ucap sang kakek
“ Apa kelapa punya kakek ? jangan ngaku-ngaku kek semua pohon di kebun ini milik orang tuaku jadi aku berhak untuk mengambilnya sesuka hatiku termasuk yang kakek ambil dari pohon itu” ujarnya sambil marah.
“Iii…iya tapi kan kamu bisa memanjatnya sendiri ke atas, badan mu pun masih kekar dan  kuat tak mungkin jika kamu tak bisa mendapatkan kelapa yang segar ini “ ujar sang kakek lagi
“Kamu berani ya menasihati anak dari juragan mu , dasar kau kakek tua yang tak tau di untung” ujarnya sambil mendorong kakek  itu jatuh ke tanah dan ia pun pergi begitu saja tanpa meminta maaf., kakek itu hanya mengelus dadanya sambil menangis.

Kemudian ia melanjutkan perjalanan nya ke sebuah pasar dan seperti biasa ia membuat kericuhan lagi. Di sana dia meminta uang pangkal hampir pada semua pedagang. Penduduk yang tak mau bermasalah dengan rifki memberikan begitu saja uangnya walaupun di hatinya tak ada sedikit pun keikhlasan. Saat ia meminta uang dari seorang ibu penjual sayuran , ibu itu menolak untuk memberikan uang nya dengan alasan dagangan nya belum habis terjual. Seketika hal itu membuat Rifki marah dan mengacak ngacak dagangan ibu itu sampai hancur dan lagi-lagi tanpa bersalah ia meninggalkan tempat itu.
Karena cape sudah berjalan jauh ia bermaksud tidur di dalam sebuah mobil pengangkut sayur. Tanpa ia sadari mobil itu membawanya pergi ke tempat yang jauh dari pemukiman. Sampai akhirnya ia tersadar bahwa dirinya sedang berada di sebuah hutan, dengan bodohnya ia malah meloncat dari mobil itu sehingga badan nya berguling-guling di semak semak, hingga ia jatuh pinsan dan saat tersadar ia tak bisa menggerakan kaki nya sepertinya terkilir saat jatuh tadi. Ia berusaha meminta pertolongan namun tak ada satu orang pun yang mendengar suaranya jelas saja tak mungkin ada orang yang tinggal di tengah hutan seperti ini.
Sampai akhirnya ia berusaha menggunakan tongkat untuk berjalan mencari pemukiman warga. Setelah berjalan cukup jauh ia menemukan sebuah rumah tua dan kumuh tapi setelah ia baca kembali rumah itu bertuliskan “CAFÉ NILAI KEHIDUPAN” ia pun segera memasuki café itu berharap ada yang bisa menolong nya di sana.
“Permisi apa ada orang ??” Tanya Rifki karena café itu terlihat sepi tak ada pengunjungnya.
“Ada yang bisa saya bantu??” ujar seorang nenek tua yang tiba tiba keluar di balik pintu .
“Eu,,,euu sa…saya mau minta tolong tinggal disini sebentar untuk sementara menyembuhkan kaki saya yang sedang terkilir” ujarnya memelas.
“Haa…hhahahah apa minta tolong ?? bukan kah kau juga suka mendzalimi orang lain ?? ucap nenek tua itu sambil tertawa.
“Kenapa nenek tau ?? iya selama ini memang saya kurang kurang menghargai orang lain dan saya seenaknya memperlakukan mereka tanpa belas kasihan”.
“Tak perlu kau mengetahuinya , jikalau kau ingin tinggal disini maka bekerjalah bersamaku”
Tanpa pikir panjang Rifki pun mengiyakan nya. Seminggu ia istirahat disana dan mendapatkan pengobatan sampai kaki nya bisa berjalan kembali dengan normal.
Keesokan hari nya ia mulai bekerja, ia pun mengawali pekerjaan nya dengan membersihkan meja pelanggan. Tak lama kemudian datanglah pengunjung café dan mulai memesan makanan
“Mas saya pesan kopi hangat dan roti bakar 2 buah “ ucap seorang pemuda “
Rifki pun langsung menghampiri meja itu dan mengambilkan pesanan nya.
Tak berapa lama dan yang memanggil Rifki dari meja paling ujung yaitu seorang kakek tua.
“ Nak saya pesan 1 cangkir minyak dan 1 cangkir air putih”
“ Maaf pak kami tak menyediakan menu minyak di café ini, lebih baik bapak pesan saja menu yang lain seperti es jus” ucap Rifki menawarkan.
“ Tidak saya hanya menginginkan menu itu cepat bawa saja kemari pesanan saya “ sambil sedikit marah
Akhirnya Rifki pun mengambilkan pesanan konyol itu dan menghidangkan nya di meja sang bapak. Saat Rifki akan pergi tiba tiba kakek itu memintanya untuk duduk. Dengan sabarnya ia pun mengikuti ucap sang kakek.
‘’ Kamu tau bagaimana caranya menghabiskan minyak dalam gelas ini tanpa kamu membuang atau meminum nya ??” pertanyaan yang sedikit membingungkan Rifki kala itu.
“ Tidak tau kek jawabnya singkat”.
Kemudian kakek itu menumpahkan air putih kedalam gelas yang berisi minyak dan yang Rifki lihat minyak itu keluar dari gelas tanpa harus membuang dan meminumnya.” Kamu tau nak ini seperti inilah hati mu yang sudah di penuhi oleh kesombongan mu terlihat ada minyak yang membungkus qalbu mu. Maka dari itu siramlah dengan air putih agar hati mu kembali suci. Mulailah untuk memperbaiki diri agar tak banyak orang yang kau sakiti perasaan nya” dari situlah ia belajar bahwa kehidupan lebih menyenangkan jika diisi dengan kerendahan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar