Selasa, 28 November 2017

Catatan Cerita Mahasiswa

Perkenalan Tokoh
1. Nazila az- Zahra
Dari SMP zila sudah mulai pesantren di Bandung. Harus jauh dari orang tua dan beradaptasi dengan lingkungan baru,  itulah resiko yang saat itu dihadapinya. Namun dengan motivasi dari orang tua dan semangat dari kawan-kawan nya dia  bisa mengikutinya dengan enjoy. Zila adalah anak yang cantik, berkulit putih dengan mata yang bulat dan hitam. Zila adalah gadis kelahiran Lembang Jawa Barat. Mungkin kondisi alam lah yang membuatnya kulitnya terlihat sehat. Zila adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Hobinya adalah mengedit sebuah video. Baginya hal itu sangat menyenangkan. Maka setelah lulus dari SMA dia ingin melanjutkan kuliahnya di jurusan Broadcasting. Dia berharap kelak bisa menjadi editor video yang hebat. Zila suka sekali dengan buah mangga, dan dia sangat membenci hal-hal yang berbau kotor. Dia sangat pintar dalam berbahasa arab, maka tak heran banyak orang yang mengaguminya.

2. Nisa Nur Haraya
Dia adalah wanita yang tomboy. Hobinya adalah bermain basket. Wajahnya pun terlihat dingin tapi sebenarnya dia adalah orang yang lembut dan berjiwa sosial. Dia berasal dari Garut yang akhirnya merantau ke Bandung sendirian untuk melanjutkan kuliah. Untuk memenuhi biaya hidup Nisa bekerja di sebuah toko kueh yang cukup terkenal di Bandung. Selain itu dia juga berjualan online guna membantu orang tuanya untuk membiayai sang adik yang masih sekolah dasar dan menengah. Nisa juga seorang anak yang berwatak keras, dia tidak pernah mau kalah dalam pembicaraan. Hingga setiap debat di kelas dulu dia sering menang. Belum lagi dia pernah menduduki peringkat pertama lomba debat se-kota Bandung.

3. Zein Daulay
Dia adalah seorang anak rantauan dari daerah Jawa tengah. Sejak SMP dia sudah ikut pamannya ke Bandung guna untuk melanjutkan SMA. Berkat kecerdasnya  dia mendapatkan orang tua asuh yang ingin merawat dan membiayai sekolahnya. Namun lambat laun dia merasa tidak nyaman tinggal di rumah orang tua asuhnya. Karena tidak jarang, ketika Zein melakukan kesalahan mereka sering mengungkit-ungkit biaya yang pernah di berikan cuma-cuma kepada Zein. Akhirnya dengan kebulatan tekad dia meminta kepada orang tuanya di Jawa tengah untuk menjemputnya ke Bandung. Alhamdulillah berkat pengertian kedua nya Zein bisa keluar dari sana. Setelah itu Zein mencoba mencari pekerjaan, akhirnya dia bisa mendapat kesempatan untuk menjadi seorang guru mengaji sekaligus marbot di sebuah mesjid. Zein adalah pemuda yang religius. Dia tidak pernah meninggalkan shalat, puasa dan ibadah sunah lainnya. Maka tak heran dia selalu banyak di puja wanita.

4. Yara Naura
Dia hanya sosok wanita biasa yang terlahir dari keluarga yang sederhana. Dari SMP dia sudah mulai belajar hidup susah. Setiap hari ia selalu berjalan kaki ke sekolahnya hanya untuk menyisihkan uang ongkos untuk jajan. Ujiannya tidak berhenti sampai disana, saat melanjutkan ke tingkat SMA dia hampir putus di tengah jalan karena sang ibu tidak sanggup lagi membiayai sekolah. Namun dengan tekadnya Yara bisa menemukan solusi untuk masalah itu yaitu berjualan. Dia tak pernah sedikit malu dengan posisinya saat itu. Bahkan terkadang dia suka mengumpulkan botol bekas Aqua untuk di jual ke pengempul. Mimpi besarnya untuk menjadi seorang mahasiswa harus terhambat karena keadaan yang tidak mendukungnya. Namun dia tetap tidak menyerah, akhirnya dia bekerja selama dua tahun untuk mengumpulkan biaya kuliah. Yura bukan anak yang pandai tapi dia punya kemauan yang besar. Dia juga bukan anak yang cantik, tapi wajahnya terlihat manis saat dipandang. Hobinya adalah menulis, travelling dan berenang. Maka dia memiliki impian untuk menjadi seorang penulis yang sukses.

5. Hilman wahyu
Dia adalah orang yang pendiam, tidak banyak bicara. Hingga sulit sekali untuk di tebak. Dia adalah sosok yang misterius. Si pendiam yang memiliki banyak bakat besar dalam hidupnya.

6. Bila diena
Dia terlahir sebagai anak dari keluarga yang berada. Dia sedikit egois dan pemarah. Namun ternyara dibalik itu semua tersimpan luka dalam yang dia sembunyikan dari semua orang.

Itulah ke empat toko utama dalam catatan cerita mahasiswa. Mereka dipertemukan oleh Allah dalam satu universitas dan jurusan yang sama. Banyak sekali cerita yang dialami mereka selama perkuliahan. Dari masalah perekonomian, mata kuliah hingga percintaan mereka rasakan bersama. Namun pada pertengahan semester ada diantara mereka yang harus berhenti kuliah. Belum lagi keadaan kampus yang tidak mendukung jurusan mereka. Dan lagi - lagi konflik dengan pihak kampus yang hampir membuat mereka mendapat masalah yang besar.

Jumat, 07 Juli 2017

Teruntuk Laptopku "Zyrex"

Kamu aku beli dengan uang hasil arisan
Yang mana kamu tau aku membayarnya dari hasil kerjaku dari pagi sampai larut malam di apotek

Kamu tau aku sangat senang saat pertama kali memilikimu
Aku ingin terus mengembangkan bakat menulisku dengan bantuan darimu

Saat pertama aku lihat kondisimu
Batre mu drop ,aku sangat ketakutan
Namun aku mencoba mencari solusi untuk membawamu ke tempat service
Tapi aku membawa mu kembali karena biaya service besar

Kamu selalu aku cas saat aku gunakan
Kamu tidak bertahan lama jika tidak bergantung pada listrik
Terkadang aku sedih saat melihat kondisimu seperti itu

Meski terkadang keyboardmu sering eror , kamu selalu bisa membantuku menyelesaikan tugas
Kali itu teman d kampus ada yang ingin meminjammu
Aku kasian melihatnya
Akhirnya aku biarkan kamu bermalam di tempat temanku itu

Namun entah apa yang ia lakukan padamu, hingga casamu menjadi koslet
Dan saat aku coba menggunakanmu kembali
Oh tidak jantungmu terbakar
Aku kaget dan langsung mencabut kabel dari stop kontak
Dan aku lihat kabelnya sudah habis terbakar

Tapi saat dirumah ayahku mengobatimu, beliau menyambungkan kembali semua peredaran darahmu
Membalutnya dengan solasi yang tebal
Akhirnya kau kembali sembuh
Namun kondisi keyboardmu makin banyak yang tidak berfungsi
Aku tetap mencari solusi
Dan akhirnya aku membeli keyboard elastis
Tapi hal itu tak bertahan lama
Kau merusak dia..
Sedih rasanya
Dan kini kondisimu semakin memburuk
Terkadang layarmu selalu ngeblank saat aku membutuhkan
Saat aku sedang bersemangat menulis karyaku

Aku mohon laptop hitamku
Bantulah aku menyelesaikan kuliahku
Bantulah aku meraih kesuksesan di jurusan yang sebenarnya kurang cocok denganku
Aku mohon bantulah kondisi perekonomianku
Dengan keadaanmu yang tetap baik baik saja

Aku sayang kamu hitam
Aku ingin kamu yang menjadi saksi bisu seluruh perjuanganku.

Untuk itu tetaplah bersamaku
Aku mohon

Senin, 12 Juni 2017

Because

Untuk apa kamu menulis ? Mengapa kamu yakin bukumu akan banyak peminatnya ? Apa yang mendasari judul buku itu ? Mungkin itulah pertanyaan yang suatu saat pasti akan keluar dari pembaca buku ini.

Untuk apa saya menulis ? Agar saya bisa tetap hidup dengan karya saya meskipun nanti saya akan tiada. Dengan tulisan saya akan selalu hadir disetiap zaman. Akan menemani anak cucu saya di masa yang akan datang. Meski tanpa jasad yang tidak bisa mereka lihat. Tapi saya yakin mereka bisa merasakan kehadiran saya dalam hatinya.

Mengapa saya yakin bahwa buku yang saya buat akan banyak peminatnya ? Oh jelas, tentu saja sebagai seorang penulis harus memiliki keyakinan yang kuat. Bagaimana buku itu banyak peminatnya  jika penulisnya saja sudah pesimis. Itulah semangat yang selalu saya hadirkan sebelum menulis. Saya akui buku ini belum sehebat penulis papan atas seperti asma nandia, Andrea Hirata dan yang lainnya. Tapi saya yakin setiap orang bisa terinspirasi oleh racikan Tinta yang di buat oleh saya.

Mengapa saya memilih judul " Racikan Tinta Calon Apoteker"?

Tulisan ini bukan sekedar untuk memenuhi tugas dari dosen Jurnalistik saya saja. Akan tetapi saya menulis ini memang ingin memberikan sebuah inspirasi bagi orang lain. Semua tulisan dalam buku ini sebagian besar adalah mengenai pengalaman pribadi saya.

Tentang seorang remaja yang memiliki mimpi yang besar. Sebenarnya dia ingin sekali kuliah di jurusan farmasi. Setelah lulus SMK dia berusaha bekerja keras di apotek selama dua tahun. Namun apalah daya uang yang ditabungkan masih belum cukup. Akhirnya ia mencoba banting setir ke jurusan yang lain. Dan jurusan komunikasilah yang ia pilih. Dia memang bukan orang yang handal dalam berbicara. Bahkan bisa dibilang sangat pemalu. Namun karena dia tahu bahwa jurnalistik merupakan bagian dalam komunikasi, ia rasa tidak akan salah mengambil jurusan.

Tapi setelah dijalani memang benar, semuanya tidak sesuai dengan passion nya. Namun apapun itu dia yakin inilah pilihan terbaik dari Tuhan.

Adapun penjelasan mengenai pengambilan judul adalah kata  "Racikan Tinta" artinya adalah sebuah tulisan yang tak hanya di goreskan begitu saja diatas kertas. Tapi penulis telah meraciknya. Agar yang dibaca penulis bisa bermanfaat layaknya obat yaitu menyembuhkan. Dalam artian menyembuhkan hati pembaca yang terluka akibat mimpi yang tak bisa diraih. Menyembuhkan seseorang yang tidak suka menulis agar berani memulai untuk mengabadikan karyanya.

Sedangkan "Calon Apoteker" adalah harapan penulis di kemudian hari. Dia yakin suatu saat bisa menjadi seorang Apoteker yang bermanfaat bagi orang banyak. Tak hanya ilmunya saja yang dapat menjadi media penyembuh banyak orang. Tetapi Apoteker yang pandai menulis juga. Dengan karyanya mengenai kesehatan ia bisa menjadi referensi pengobatan yang hebat di dunia.

Salam Literasi

Calon Apoteker.

Senin, 05 Juni 2017

Racikan Tinta Calon Apoteker

*Catatan Satu*
Gadis Kecil Yang Penuh Ambisi

Semenjak tinggal di rumah kakak, aku mulai menjadi gadis yang mandiri. Bila menginginkan sesuatu aku harus berjuang terlebih dahulu. Tidak seperti saat tinggal dengan Ibu dan Bapak. Apapun keinginanku dapat terwujud saat itu juga, terkadang tanpa memikirkan keadaan mereka.

Namun maha besar Allah, saat Dia memberikan ujian, tidaklah sertamerta dalam hal yang sia-sia. Tetapi Dia selalu memberikan hikmah di setiap kejadian. Tinggal bagaimana kita selaku hambanya dapat menyikapi hal itu dengan bijak.

Teringat sebuah cerita tentang pengalaman pribadi di masa lalu. Ingatan yang terkadang membuatku sedih saat aku harus berusaha mempertahankan pendidikanku. Kadang ingatan itu datang sebagai hal yang lucu, saat aku rela berjalan kaki belasan kilometer hanya untuk sebuah" Baso Ikan". Namun aku pun kadang bangga saat ingatan itu datang menjadi penyemangat dikala aku lelah menjalani hidup. Dikala aku mulai putus asa untuk tetap melanjutkan dan merealisasikan mimpi-mimpi ku. Mimpi yang terkadang selalu di anggap remeh orang lain. Katanya aku terlalu serakah bila menginginkan keahlian dalam beberapa bidang sekaligus.

***
Siang itu bel istirahat berbunyi. Semua siswa Mts Negeri 1 berhamburan keluar lapangan menghampiri para pedagang yang menjajakan berbagai macam makanan. Tercium bau makanan yang menusuk kedalam rongga hidungku, sehingga memberikan stimulus lapar dalam perutku. Ku amati dari arah mana makanan lezat itu berasal. Akhirnya kutemui seorang kakek penjual baso ikan. Dagangannya dikerubungi oleh para siswa tertanda memang banyak peminatnya. Sampai kulihat anak-anak itu saling berebutan minta dilayani terlebih dahulu keinginannya. Aku yang tidak memiliki uang jajan hanya bisa duduk kembali di koridor kelas yang menghadap lapang. Kutatap kegembiraan dari wajah-wajah kawanku, dengan lahapnya mereka menyantap jajanannya. Semakin membuat perutku lapar. Tidak mau seperti itu terus, aku beranjak pergi menuju masjid sekolah. Berharap rasa lapar ini sedikit terlupakan. Namun alhasil hal itu tidak membuat keadaan lebih baik.

"Allah...hu Akbar"... Kulantunkan kalimat takbir mengawali shalat duha. Baru saja lenganku menyentuh perut, seketika muncul kembali ingatan mengenai lezatnya rasa baso ikan. Aku terus memikirkannya hingga terasa seperti gurih dan pedas dalam mulutku.

Tak lama dari itu aku sadari bahwa shalatku tidak khusyu. Segera aku beristigfar dan kembali mengambil air wudhu. Kemudian aku tegakkan kembali shalatku. Sampai di akhir salam aku langsung bersujud memohon ampunan kepada-Nya mengenai kesalahanku barusan. Aku berdoa " Ya Allah berikanlah hamba mu ini kesempatan untuk merasakan nikmatnya memakan baso ikan itu" Aamiin

Terkadang jika mengingat kembali doa tersebut , aku selalu tertawa kecil. Menyadari ada sedikit kekonyolan yang pernah aku perbuat.

Saat pulang sekolah, aku pikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang untuk membeli baso ikan tersebut. Akhirnya munculah dibenaku untuk tidak menggunakan uang saku  yang diberikan kakaku untuk transportasi. Iyah aku berpikir untuk berjalan kaki saja menuju sekolah. Tanpa berpikir panjang aku lantas menyetujui ide itu dalam hati.

Keesokan harinya aku pergi dari rumah setelah sholat subuh. Kakakku heran dengan sikapku yang tidak biasanya pergi sepagi itu.
" Zha, kenapa kamu pergi sepagi ini ? " kata kakakku sedikit heran

" I..ini teh iya biar nyampe sekolah tepat waktu saja" Kataku sedikit terbata

Selasa, 23 Mei 2017

Seberapa Jauh Kumelangkah

Seberkas Cahaya Harapan

Dulu saat SD, Dhera hanyalah siswa biasa. Gadis kecil hitam manis yang sederhana tanpa prestasi yang unggul. Rambut panjangnya selalu terurai sampai ke bagian pinggang. Terkadang terlihat acak-acakan jika sudah terkena angin.

Dengan sigapnya ia mengambil bola dari kawan lelakinya. Iya berlari cukup cepat membawa bola mendekati gawang lawan. Tak lama setelah itu terdengar suara teriakan "Goallll" dan akhirnya dhera memasukan satu point' untuk timnya. Namun tak lama dari itu terdengarlah suara bel berbunyi tanda istirahat sudah selesai. Semua siswa berhamburan meninggalkan lapangan bola, kemudian berlari masuk kedalam kelas.

Dhera terlahir sebagai anak bungsu. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana. Seorang gadis yang tak pernah menyangka akan mendapatkan peringkat kelas di akhir sekolahnya. Tepat sekali saat ini ia duduk di bangku kelas 6.

" Ulfah andai saja yah aku bisa menjadi juara kelas, tak apalah tidak mendapat juara 1 pun" ucapnya pada teman dekatnya itu

" Haaahahahha, sudahlah Ra , jangan mimpi di siang bolong, membuat geli saja mendengarnya" Balas temannya itu sedikit tidak percaya

" Yah kamu ini, ko mentertawakanku" jawabnya lagi sedikit murung

" Aduh maaf Ra, bukan begitu maksudku, tapi memang benarkan selama ini kamu bukanlah siswa berprestasi jadi sangat mustahil jika kamu bisa mencapai peringkat sebagus itu" sambar ulfa kembali

" Oh seperti itu ya Ulfa ?" Jawab Dhera kembali yang kini terlihat sedih.

" Tentu saja , sudahlah jangan bermimpi hal- hal yang mustahil, kamu kan hanya anak dari seorang tukang koran yang tak pernah mendapat gizi baik , mana mungkin otak kamu bisa cerdas" Kata ulfa sambil pergi dari bangku tempat ia duduk

Tiba- tiba emosi Dhera mulai naik
" Maksud kamu apa fah? , kamu boleh menghina kemampuanku tapi jangan sesekali kamu melibatkan orang tuaku untuk merendahkanku" Teriak dhera sambil menarik lengan Ulfah

" Apaan sih kamu, memang benarkan kenyataannya seperti itu jadi ngapain kamu marah" Teriak Ulfah lagi

" Aku tak menyangka dengan sikap kamu Fah, kamu kan temen dekatku? " Jawab Dhera kembali sambil sedikit mengeluarkan air mata

Bukannya menjawab Ulfah malah pergi meninggalkan Dhera.

Sepulang sekolah Dhera berpikir ia tidak bisa seperti ini terus. Ia harus bisa merubah kondisi keluarganya lebih baik dengan prestasinya.

Hampir setiap hari ia belajar dan mengurangi waktu bermainnya. Bahkan orang tuanya sedikit heran melihat perubahan yang terjadi pada Dhera. Namun disana orang tuanya pun bahagia melihat perubahan baik pada anaknya.

Sampai suatu hari ada ulangan matematika. Pastinya Dhera sudah belajar dengan giat agar dia mendapat nilai yang bagus. Namun amat disayangkan nilai yang ia harapkan ternyata tidak sesuai dengan ekspetasi.

Dhera sempat putus asa dan ia menangis di kamar. Tak lama sang Ayah mencoba menghibur seakan tahu apa yang dirasakan anaknya.

" Ra, ayo ikut Ayah ?"
" Kemana yah ?"
" Rahasia dong, ayo ikut saja , Ayah ingin memberimu Kejutan"
" Iya sudah Dhera ikut saja"
" Nah gitu dong, itu namanya baru anak Ayah"

Ayah pun membawa Dhera kesebuah pantai yang indah. Laut yang biru dengan pasir putih yang menghampar di pinggiran pantai. Cahaya matahari yang memantul kedalam air, membuatnya berkilauan.

" Yah indah sekali pantainya ?" Seru Dhera tersenyum takjub.
" Iyah nak benar sekali, kesini Ra kita duduk dipasir ini " Kata sang Ayah
" Baik yah" Kemudian Dhera duduk sambil menatap Ayahnya penuh dengan keheranan

" Ra, tau engga sudah dari lama Ayah senang jika menatap tepian air ini ? Tapi Ayah pun tidak tau kenapa ?" Begitu katanya sambil masih menatap laut itu.

" Oh iya Ra, Ayah sempat bermimpi untuk belayar melintasi laut yang luas ini " Katanya lagi

" Untuk apa Yah ?" Tanya Dhera keheranan
"  Agar ayah tahu seberapa jauh Ayah melangkah untuk menggapai impian Ayah "
" Ouh seperti itu yah, tapi kenapa impian Dhera tidak tercapai padahal aku sudah berusaha belajar terus " Jawab Dhera sambil mengeluh

" Nak mimpi itu perlu mendapat kegagalan, agar kamu bisa menghargai sebuah keberhasilan" Jawabnya bijak

" Ouh gitu yah, terimakasih untuk motivasinya " Jawabku sedikit lebih semangat

" Ra, coba tuliskan mimpimu disebuah kertas ini"
" Baik yah" Jawab Dhera mengikuti perkataan Ayahnya
Tak lama kemudian Ayah memasukan lipatan kertas itu kedalam balon lalu meniupkannya dan menerbangkannya"

" Ra, lihat mimpimu telah terbang untuk menemukan tujuannya" Sambut Ayah dengan gembira

" Ayah yakin kamu akan menjadi orang hebat" Kata Ayah memotivasiku lagi

Dan aku hanya semakin terbawa perasaan dan menangis lalu memeluknya dan berkata " I love you so much dady, thank you for motivation"

Aku belajar semakin giat lagi untuk menghadapi UN dan US. Kukerahkan semua tenaga dan pikiran untuk mewujudkan mimpi itu. Alhamdulillah Allah mengabulkan doaku akhirnya aku bisa mendapat nilai yang memuaskan hingga aku bisa mendapat beasiswa di SMP Negeri terfavorit di Bandung.

Tapi pilihanku menentukan arah lain. Aku memilih untuk sekolah di Mts agar wawasan Agamaku bertambah. Tekadku mengatakan aku tak akan pernah menyesalinya.

Teruslah bermimpi selagi itu tidak dilarang.

Selasa, 16 Mei 2017

Kumpulan puisi

  
                   Simponi Negeri

Aku dilahirkan disebuah negeri yang kaya raya
Gunung-gunung menjulang tinggi dengan gagahnya
Hutan hijau yang terhampar begitu luas
Serta laut biru yang memancarkan eksotis keindahan

Negeri syurga
Mungkin itulah julukan untuk negeriku
Negeri yang membuat iri semua orang
Hingga berabad-abad para koloni menjajah negeri ini

Negeriku kau telah menjadi saksi bisu
Akan perjuangan para pahlawan untuk membebaskanmu
Dari rong-rongan manusia yang serakah
Yang ingin mengeruk pesona indah alammu

Kini aku telah beranjak dewasa
Kulihat banyak yang berubah darimu
Dan itu membuatku tidak nyaman

Gunung yang dulu gagah perkasa
Kini telah rapuh karena erosi
Hutan hijaumu yang membentang luas
Kini telah gundul dan menjadi sebuah pemukiman
Laut birumu yang eksotis
Kini telah berubah warna menjadi hitam akibat limbah

Oh negeriku sungguh malang nasibmu
Andai kau bisa berbicara, pasti kita merasakan hal yang sama
Sedih, kecewa dan marah akan kita luapkan bersama

Ouh negeri yang indah
Aku rindu akan sosokmu
Namun sayang kini hanya ada dalam kenangan masa kecilku.

                 Tikus Berdasi

Pamer kemewahan adalah kesenanganmu
Menghambur-hamburkan harta adalah gaya hidupmu
Mengambik hak orang lain adalah pekerjaanmu
Itulah kalian sang " Tikus Berdasi"

Terlihat berwibawa, padahal topeng belaka
Terlihat sopan, padahal aslinya arogan

Berhentilah untuk mempermainkan rakyat
Jangan terus kau bodohi masyarakat awam
Jangan seolah -olah merangkul
Sedangkan kau ingin menikam

Tak malu kah kau para " Tikus Berdasi"
Mereka adalah yang selalu percaya padamu
Mereka yang selalu menyimpan harapan besar atas tanggung jawabmu
Berhentilah berpura-pura

# Karya : Dias Ashari

Selasa, 09 Mei 2017

Alangkah Lucunya Negeri Ini

Permasalahan politik semakin menguasai negeri ini. Bagaimana tidak, orang -orang yang berkepentingan itu semakin pandai memanfaatkan situasi yang ada. Banyak masyarakat yang dibuat  bingung oleh berbagai isu politik.

Hukum di negeri ini memang belum berjalan dengan semestinya. Para koruptor yang jelas-jelas sangat merugikan negara malah dihukum dalam jangka waktu yang sebentar. Selain itu mereka tetap mendapatkan fasilitas yang mewah. Tapi coba pikirkan masyarakat kecil yang mencuri hanya demi mengisi perutnya , malah mendapat hukuman yang tidak adil.

Kini saat ada berita besar terbongkar seperti penistaan agama,  korupsi e-KTP dan subsidi listrik yang dicabut. Para pendakwa malah mengulur-ngulur kasus tersebut. Bahkan berusaha menutupinya dengan politik pengalihan isu pada kasus lain.

Coba perhatikan kini banyak kasus seperti pembubaran Ormas HTI, yang dituduh bahwa pemikirannya berbanding terbalik dengan landasan Pancasila. Kemudian kasus salah satu warga yang mengambil cacing di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Parongo itu untuk pengobatan, dituduh telah merusak kelestarian alam. Bahkan yang lebih miris dia harus mendapat hukuman 20 tahun penjara sesuai dengan pasal 78 ayat 5 atau ayat 12.Untuk itu kita diharapkan agar lebih cermat dalam melihat apa yang terjadi di negara ini. Coba tanyakan dalam hati, apakah kasus-kasus ini adalah politik untuk menenggelamkan kasus yang lebih besar lagi. Sehingga perhatian kita lebih tertuju ke masalah yang lebih kontrovesial lagi.

Andai masyarakat menyadari, sebenarnya kita telah menjadi korban politik. Secara tidak langsung setiap hari pemikiran kita terus dipengaruhi oleh masalah politik yang kotor. Hal tersebut akan mempengaruhi psikis seseorang.

Alangkah baiknya kita sebagai masyarakat agar lebih bijak dalam menanggapi berita yang muncul di media massa. Harapan mendapat informasi malah kita terbodohi.