Selasa, 23 Mei 2017

Seberapa Jauh Kumelangkah

Seberkas Cahaya Harapan

Dulu saat SD, Dhera hanyalah siswa biasa. Gadis kecil hitam manis yang sederhana tanpa prestasi yang unggul. Rambut panjangnya selalu terurai sampai ke bagian pinggang. Terkadang terlihat acak-acakan jika sudah terkena angin.

Dengan sigapnya ia mengambil bola dari kawan lelakinya. Iya berlari cukup cepat membawa bola mendekati gawang lawan. Tak lama setelah itu terdengar suara teriakan "Goallll" dan akhirnya dhera memasukan satu point' untuk timnya. Namun tak lama dari itu terdengarlah suara bel berbunyi tanda istirahat sudah selesai. Semua siswa berhamburan meninggalkan lapangan bola, kemudian berlari masuk kedalam kelas.

Dhera terlahir sebagai anak bungsu. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana. Seorang gadis yang tak pernah menyangka akan mendapatkan peringkat kelas di akhir sekolahnya. Tepat sekali saat ini ia duduk di bangku kelas 6.

" Ulfah andai saja yah aku bisa menjadi juara kelas, tak apalah tidak mendapat juara 1 pun" ucapnya pada teman dekatnya itu

" Haaahahahha, sudahlah Ra , jangan mimpi di siang bolong, membuat geli saja mendengarnya" Balas temannya itu sedikit tidak percaya

" Yah kamu ini, ko mentertawakanku" jawabnya lagi sedikit murung

" Aduh maaf Ra, bukan begitu maksudku, tapi memang benarkan selama ini kamu bukanlah siswa berprestasi jadi sangat mustahil jika kamu bisa mencapai peringkat sebagus itu" sambar ulfa kembali

" Oh seperti itu ya Ulfa ?" Jawab Dhera kembali yang kini terlihat sedih.

" Tentu saja , sudahlah jangan bermimpi hal- hal yang mustahil, kamu kan hanya anak dari seorang tukang koran yang tak pernah mendapat gizi baik , mana mungkin otak kamu bisa cerdas" Kata ulfa sambil pergi dari bangku tempat ia duduk

Tiba- tiba emosi Dhera mulai naik
" Maksud kamu apa fah? , kamu boleh menghina kemampuanku tapi jangan sesekali kamu melibatkan orang tuaku untuk merendahkanku" Teriak dhera sambil menarik lengan Ulfah

" Apaan sih kamu, memang benarkan kenyataannya seperti itu jadi ngapain kamu marah" Teriak Ulfah lagi

" Aku tak menyangka dengan sikap kamu Fah, kamu kan temen dekatku? " Jawab Dhera kembali sambil sedikit mengeluarkan air mata

Bukannya menjawab Ulfah malah pergi meninggalkan Dhera.

Sepulang sekolah Dhera berpikir ia tidak bisa seperti ini terus. Ia harus bisa merubah kondisi keluarganya lebih baik dengan prestasinya.

Hampir setiap hari ia belajar dan mengurangi waktu bermainnya. Bahkan orang tuanya sedikit heran melihat perubahan yang terjadi pada Dhera. Namun disana orang tuanya pun bahagia melihat perubahan baik pada anaknya.

Sampai suatu hari ada ulangan matematika. Pastinya Dhera sudah belajar dengan giat agar dia mendapat nilai yang bagus. Namun amat disayangkan nilai yang ia harapkan ternyata tidak sesuai dengan ekspetasi.

Dhera sempat putus asa dan ia menangis di kamar. Tak lama sang Ayah mencoba menghibur seakan tahu apa yang dirasakan anaknya.

" Ra, ayo ikut Ayah ?"
" Kemana yah ?"
" Rahasia dong, ayo ikut saja , Ayah ingin memberimu Kejutan"
" Iya sudah Dhera ikut saja"
" Nah gitu dong, itu namanya baru anak Ayah"

Ayah pun membawa Dhera kesebuah pantai yang indah. Laut yang biru dengan pasir putih yang menghampar di pinggiran pantai. Cahaya matahari yang memantul kedalam air, membuatnya berkilauan.

" Yah indah sekali pantainya ?" Seru Dhera tersenyum takjub.
" Iyah nak benar sekali, kesini Ra kita duduk dipasir ini " Kata sang Ayah
" Baik yah" Kemudian Dhera duduk sambil menatap Ayahnya penuh dengan keheranan

" Ra, tau engga sudah dari lama Ayah senang jika menatap tepian air ini ? Tapi Ayah pun tidak tau kenapa ?" Begitu katanya sambil masih menatap laut itu.

" Oh iya Ra, Ayah sempat bermimpi untuk belayar melintasi laut yang luas ini " Katanya lagi

" Untuk apa Yah ?" Tanya Dhera keheranan
"  Agar ayah tahu seberapa jauh Ayah melangkah untuk menggapai impian Ayah "
" Ouh seperti itu yah, tapi kenapa impian Dhera tidak tercapai padahal aku sudah berusaha belajar terus " Jawab Dhera sambil mengeluh

" Nak mimpi itu perlu mendapat kegagalan, agar kamu bisa menghargai sebuah keberhasilan" Jawabnya bijak

" Ouh gitu yah, terimakasih untuk motivasinya " Jawabku sedikit lebih semangat

" Ra, coba tuliskan mimpimu disebuah kertas ini"
" Baik yah" Jawab Dhera mengikuti perkataan Ayahnya
Tak lama kemudian Ayah memasukan lipatan kertas itu kedalam balon lalu meniupkannya dan menerbangkannya"

" Ra, lihat mimpimu telah terbang untuk menemukan tujuannya" Sambut Ayah dengan gembira

" Ayah yakin kamu akan menjadi orang hebat" Kata Ayah memotivasiku lagi

Dan aku hanya semakin terbawa perasaan dan menangis lalu memeluknya dan berkata " I love you so much dady, thank you for motivation"

Aku belajar semakin giat lagi untuk menghadapi UN dan US. Kukerahkan semua tenaga dan pikiran untuk mewujudkan mimpi itu. Alhamdulillah Allah mengabulkan doaku akhirnya aku bisa mendapat nilai yang memuaskan hingga aku bisa mendapat beasiswa di SMP Negeri terfavorit di Bandung.

Tapi pilihanku menentukan arah lain. Aku memilih untuk sekolah di Mts agar wawasan Agamaku bertambah. Tekadku mengatakan aku tak akan pernah menyesalinya.

Teruslah bermimpi selagi itu tidak dilarang.

Selasa, 16 Mei 2017

Kumpulan puisi

  
                   Simponi Negeri

Aku dilahirkan disebuah negeri yang kaya raya
Gunung-gunung menjulang tinggi dengan gagahnya
Hutan hijau yang terhampar begitu luas
Serta laut biru yang memancarkan eksotis keindahan

Negeri syurga
Mungkin itulah julukan untuk negeriku
Negeri yang membuat iri semua orang
Hingga berabad-abad para koloni menjajah negeri ini

Negeriku kau telah menjadi saksi bisu
Akan perjuangan para pahlawan untuk membebaskanmu
Dari rong-rongan manusia yang serakah
Yang ingin mengeruk pesona indah alammu

Kini aku telah beranjak dewasa
Kulihat banyak yang berubah darimu
Dan itu membuatku tidak nyaman

Gunung yang dulu gagah perkasa
Kini telah rapuh karena erosi
Hutan hijaumu yang membentang luas
Kini telah gundul dan menjadi sebuah pemukiman
Laut birumu yang eksotis
Kini telah berubah warna menjadi hitam akibat limbah

Oh negeriku sungguh malang nasibmu
Andai kau bisa berbicara, pasti kita merasakan hal yang sama
Sedih, kecewa dan marah akan kita luapkan bersama

Ouh negeri yang indah
Aku rindu akan sosokmu
Namun sayang kini hanya ada dalam kenangan masa kecilku.

                 Tikus Berdasi

Pamer kemewahan adalah kesenanganmu
Menghambur-hamburkan harta adalah gaya hidupmu
Mengambik hak orang lain adalah pekerjaanmu
Itulah kalian sang " Tikus Berdasi"

Terlihat berwibawa, padahal topeng belaka
Terlihat sopan, padahal aslinya arogan

Berhentilah untuk mempermainkan rakyat
Jangan terus kau bodohi masyarakat awam
Jangan seolah -olah merangkul
Sedangkan kau ingin menikam

Tak malu kah kau para " Tikus Berdasi"
Mereka adalah yang selalu percaya padamu
Mereka yang selalu menyimpan harapan besar atas tanggung jawabmu
Berhentilah berpura-pura

# Karya : Dias Ashari

Selasa, 09 Mei 2017

Alangkah Lucunya Negeri Ini

Permasalahan politik semakin menguasai negeri ini. Bagaimana tidak, orang -orang yang berkepentingan itu semakin pandai memanfaatkan situasi yang ada. Banyak masyarakat yang dibuat  bingung oleh berbagai isu politik.

Hukum di negeri ini memang belum berjalan dengan semestinya. Para koruptor yang jelas-jelas sangat merugikan negara malah dihukum dalam jangka waktu yang sebentar. Selain itu mereka tetap mendapatkan fasilitas yang mewah. Tapi coba pikirkan masyarakat kecil yang mencuri hanya demi mengisi perutnya , malah mendapat hukuman yang tidak adil.

Kini saat ada berita besar terbongkar seperti penistaan agama,  korupsi e-KTP dan subsidi listrik yang dicabut. Para pendakwa malah mengulur-ngulur kasus tersebut. Bahkan berusaha menutupinya dengan politik pengalihan isu pada kasus lain.

Coba perhatikan kini banyak kasus seperti pembubaran Ormas HTI, yang dituduh bahwa pemikirannya berbanding terbalik dengan landasan Pancasila. Kemudian kasus salah satu warga yang mengambil cacing di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Parongo itu untuk pengobatan, dituduh telah merusak kelestarian alam. Bahkan yang lebih miris dia harus mendapat hukuman 20 tahun penjara sesuai dengan pasal 78 ayat 5 atau ayat 12.Untuk itu kita diharapkan agar lebih cermat dalam melihat apa yang terjadi di negara ini. Coba tanyakan dalam hati, apakah kasus-kasus ini adalah politik untuk menenggelamkan kasus yang lebih besar lagi. Sehingga perhatian kita lebih tertuju ke masalah yang lebih kontrovesial lagi.

Andai masyarakat menyadari, sebenarnya kita telah menjadi korban politik. Secara tidak langsung setiap hari pemikiran kita terus dipengaruhi oleh masalah politik yang kotor. Hal tersebut akan mempengaruhi psikis seseorang.

Alangkah baiknya kita sebagai masyarakat agar lebih bijak dalam menanggapi berita yang muncul di media massa. Harapan mendapat informasi malah kita terbodohi.

Selasa, 02 Mei 2017

Jangan Tergiur Harga Murah

Orang yang sakit pasti menginginkan kesembuhan. Salah satu ikhtiarnya adalah dengan minum obat. Namun bagaimana bila obat yang dikonsumsinya ternyata memiliki kandungan palsu. Bukannya mengobati justru hal tersebut akan memperburuk kondisi tubuh.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin banyak pula peluang orang jahat untuk memanfaatkan peluang yang ada. Salah satunya adalah memalsukan obat. Para oknum tersebut bisa meraut keuntungan yang besar dari pendistribusian obat tersebut.

Maka alangkah baiknya jika kita menjadi pembeli yang bijak. Jangan pernah tergiur akan harga yang murah. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sebelum membeli obat sebaiknya kita mensurvei beberapa apotek untuk membandingkan harga yang relevan. Selain itu kita patut untuk mencurigai toko obat yang belum memiliki izin. Biasanya mereka bisa mendapatkan barang dari Black Market.

Namun yang paling penting adalah peran dari tenaga kesehatan itu sendiri. Misalnya di Apotek meliputi owner sebagai pemilik, dipastikan harus membeli obat pada PBF ( Pedagang Besar Farmasi ) resmi dengan kualitas asli. Selain itu peran Apoteker dan Asisten Apoteker yang menjadi ujung tombak keberhasilan dan kegagalan dalam menyampaikan informasi kesehatan. Peran mereka tak hanya cukup hanya menjual obat. Tapi baiknya perlu mensosialisasikan kepada pembeli bagaimana mengetahui obat palsu dan asli agar mereka tidak terbodohi.

Peran pemerintah pun harus ikut disertakan. Diharapkan pemerintah dan BPOM ( Balai Pengawasan Obat dan Makanan) harus lebih rajin untuk memeriksa setiap pendistribusian dan pembuatan obat pada industri farmasi. Pemerintah juga harus lebih memperketat keamanan agar tidak ada obat palsu dari luar negeri yang masuk. BPOM pun diharapkan agar tidak termanipulasi oleh pihak- pihak PBF yang curang. Pastikan cek berkas- berkas pembelian bahan obat. Diharapkan dengan adanya kerja sama antar pihak, bisa mewujudkan kualitas kesehatan yang lebih baik.